Halaman

HEADLINE NEWS


Kategori

Viral Di Sosmed Jenazah Cucu Seorang Kakek Di Turunkan Sopir Ambulance

Sintang Kalbar - Viral di media sosial seorang oknum sopir ambulance dari rumah sakit milik pemerintah kabupaten Sintang menurunkan kakek dan nenek diketahui sedang membawa mayat cucunya pulang ke Desa Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir Sintang Kalimantan Barat.

Menurut keterangan si kakek Ojong (50), warga Desa Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang sambil menangis tersedu-sedu, menyaksikan jenasah cucunya harus turun di jalan karena ia tidak mampu memenuhi permintaan sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang.

Menurut Ojong, Oknum Sopir ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang ini meminta uang tambahan sebesar Rp 1 juta untuk mengantarkan jenasah cucunya ke Desa Nanga Mau. Mendengar Ojong tak sanggup memenuhi permintaan tambahan uang, supir ambulance inipun menyuruh Ojong untuk turun dan mencari ambulance lain saja. Ojong dan jenasah cucunya pun turun diturunkan di SPBU Bujang Beji Sintang, usai ambulance mengisi bahan bakar di SPBU tersebut. 

“Supir ambulans ini minta duit untuk tambahan beli minyak. Aku bilang, aku tak punya duit. Kan sudah bayar ke kasir rumah sakit,” tutur Ojong pada sejumlah wartawan sambil menangis tersedu-sedu, Senin (15/7/2024) malam.

 Video Ojong inipun viral di sejumlah media sosial di Kalbar. 
Mendengar ucapan Ojong yang mengatakan sudah bayar ke kasir rumah sakit, supir ambulance tersebut langsung menjawab, oh ndak bisa gitu. Itu bukan urasan saya, itu urasan kasir, dengan kasir saya ndak ada urasan. “Hati aku tertekan sekali, sakit hati aku, untung aku sabar, kalau tidak sudah ku tinju supir itu. Aku bawa cucuku meninggal. Dia (supir-red) minta Rp 1 juta. Aku ndak punya duit. Terus supir bilang, kalau ndak ada Rp 1 juta, ya udah Rp500 ribu saja. Aku ndak punya duit kataku. Aku teleponlah sepupuku, Roni. Kemudian Roni telepon pak dewan. Datanglah pak dewan ke sini. Kata pak dewan biaya ambulans sudah bayar di kasir rumah sakit. Saya sebagai masyarakat tidak terima. Ini betul-betul menindas rakyat. Saya tidak terima,” ucapnya sambil mengusap air mata dengan kedua tangannya. 

Santosa, anggota DPRD Kabupaten Sintang yang malam itu dihubungi oleh Roni, keluarga dari Ojong, langsung mendatangi SPBU Bujang Beji untuk menanyakan perihal adanya permintaan tambahan uang oleh supir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang tersebut. Santosa mengatakan, Senin sore pihaknya di telepon oleh kelarga pasien, bahwa istrinya melahirkan dan anaknya meninggal dunia. Kemudian, keluarga pasien tersebut minta bantu mencarikan ambulans untuk membawa jenasah bayi tersebut ke kampung halamannya. “Saya carilah ambulanve, saya coba telepon supir ambulace RSUD Ade M Djoen Sintang. Ternyata dari awal supir ambulance memang sudah tidak benar. Supir minta biaya sebesar Rp1.650.000 untuk mengantarkan jenazah ke Desa Nanga Mau. Saya bilanglah pada supir, itu tidak benar, terlalu mahal tidak sesuai dengan Perda Sintang Nomor 1 Tahun 2024. Saya tahu berapa biaya kalau sesuai dengan perda, karena saya sudah beberapa kali pulangkan pasien ke Nanga Mau dengan ambulance RSUD. Berdasarkan perda ini, paling mahal biayanya hanya berkisar Rp700 ribu saja ke Nanga Mau yang jaraknya 70 km dari Kota Sintang,” tutur Santosa. 

Ia pun kemudian menghubungi Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane. “Saya kirim WA ke direktur RSUD. Bang Pane tolong ini diatasi. Sudah tidak benar ini anak buah nuan. Tolong ditegur. Supir ambulance, ini tarifnya terlalu tinggi untuk mengantarkan jenazah ke Nanga Mau, di atas 1 juta lebih. Keluarga almarhum orang miskin. Untuk makannya saja selama di Sintang minta sama orang. Kebetulan ada adek saya Roni, dialah yang mengurus makan minum keluarga almarhum. Di perda kita berapa coba abang buka. Direktur pun meminta saya menunggu sebentar untuk cek perda.” cerita Santosa. 

Tidak lama kemudian, lanjut Santosa, Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane menelepon dirinya, mengatakan bahwa tarifnya Rp690 ribu. “Bang biaya ini udah semua, tanya saya lagi. Direktur kemudian menjawab sudah semua. Beres semua. Okelah kalau segitu tidak jadi masalah. Bang,” jawab Santosa.

Setelah Mendapat pesan singkat dari keluarga pasien di kampung, Santosa sudah khawatir bahwa niat keluarga pasien di kampung sudah berbeda. “Pasti keselamatan supir ambulance yang terancam kalau melanjutkan mengantarkan pasien ke kampung. Karena bahasa dari orang di kampung, jangankan satu juta, dua juta pun kami bayar. Saya khawatir akan terjadi sesuatu pada sopir ambulance ini dengan orang di kampung sana. Karena orang di kampung sana sudah marah, jenazah diturunkan di jalan. Saya lihat mayat itu sudah digendong keluarga, keluar darah,” katanya.

Santosa akhirnya melarang supir ambulance untuk melanjutkan perjalanan ke Nanga Mau. “Supir Ambulance kemudian mengatakan, kalau dia tidak bisa mengantarkan ke Nanga Mau, dia serahkan kunci mobilnya ke saya, silahkan pak dewan cari saja supir untuk mengantarnya. Pakai saja mobil ambulance ini. Saya katakan pada sopir itu, saya tidak berani bertanggungjawab atas kesalamatan kamu, karena keluarga pasien sudah marah. Kamu di sini saja, biar saya cari mobil rental,” ucap Santosa.

Ia kemudian menghubungi mobil rental untuk disewa. “Saya sewa mobil rental itu, harganya hanya Rp350 ribu. Bahan bakar Rp150 ribu saja. Jenasah pasien akhirnya diantar oleh Roni ke kampung halamannya,” tutur Santosa. 

Ia sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi. Menurutnya, peristiwa tersebut sangatlah tidak berprikemanusiaan. “Apalagi yang saya dengar, supir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang yang satu ini sudah sering berbuat demikian pada masyarakat. Saya tidak tahu siapa oknum pejabat di belakangnya. Korban-korbannya sudah banyak, tapi tetap saja orang ini dilindungi. Hari ini saya ingin orang-orang seperti ini harus dipecat. Tidak boleh lagi bekerja di rumah sakit, orang-orang seperti ini harus diberantas. Rumah sakit tempat orang yang punya hati, orang-orang yang berperikemanusiaan, menomorduakan uang, mengutamakan pelayanan. Menolong orang dulu, kalau orang-orang seperti ini tetap bekerja di rumah sakit, hancur rumah sakit,” ucap Santosa.

// red.Ck.

Newest
You are reading the newest post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *